0899-3177-090 relasibuku@gmail.com

Tasawuf Ibn Sina
Penulis: Abu Ali Al-Husain bin Abdillah bin Sina
Penerjemah: Syihabul Furqon
Penyunting: Supriyadi
Cetakan 1: 2024
Halaman: x + 86
Ukuran: 14 x 20 cm

Ibn Sina, meskipun lebih dikenal sebagai filsuf dan dokter, juga memiliki pemikiran yang berkaitan dengan tasawuf. Pemikirannya tentang tasawuf tidak seeksplisit atau sesentral seperti para sufi tradisional, namun dia mengintegrasikan elemen-elemen mistik ke dalam sistem filosofisnya. Ibn Sina memandang perjalanan spiritual sebagai proses intelektual dan emosional di mana jiwa manusia berusaha untuk mencapai kesempurnaan dan kedekatan dengan Tuhan. Dia menggambarkan tahapan-tahapan spiritual yang harus dilalui jiwa, dari pemahaman intelektual tentang kebenaran hingga pengalaman langsung akan realitas Ilahi.
Dalam buku ini, Ibn Sina membahas tentang orang yang telah mencapai tingkat pengetahuan tertinggi. Dia menggambarkan bagaimana seorang yang telah mencapai tingkat tersebut dapat mencapai keadaan melihat kebenaran Ilahi. Meskipun pendekatannya terhadap tasawuf lebih filosofis daripada praktis, pemikiran Ibn Sina membantu menjembatani kesenjangan antara filsafat rasional dan pengalaman spiritual dalam tradisi intelektual Islam, memengaruhi perkembangan selanjutnya dalam pemikiran sufi-filosofis.

***

Abu Ali Al-Husain bin Abdillah bin Sina (980-1037 M) lahir di Afshanah, sebuah kampung pinggiran kota Bukhara, kini Uzbekistan. Rumah masa kecil Ibn Sina merupakan salah satu pusat rihlah para ilmuwan dan di sana sering diselenggarakan majelis ilmu dalam berbagai disiplin. Atas keuntungan inilah Ibn Sina berguru dari banyak ilmuwan yang ahli dalam yurisprudensi Islam, tafsir Al-Qur’an, logika, fisika, matematika, kedokteran, metafisika, dan astronomi. Sebagaimana diakui dalam autobiografinya sendiri, pada usia delapan belas tahun, dia telah merampungkan seluruh studinya dalam sains Islam. Bahkan sejak saat itu tidak ada lagi pengetahuan baru di luar pengetahuan yang telah dia pelajari.