0899-3177-090 relasibuku@gmail.com

Metafisika Ibn Sina
Penulis: Abu Ali Al-Husain bin Abdillah bin Sina
Penerjemah: Syihabul Furqon
Penyunting: Supriyadi
Cetakan 1: 2024
Halaman: vi + 140
Ukuran: 14 x 20 cm

Ibn Sina mengembangkan sistem metafisika yang kompleks dan berpengaruh, yang menggabungkan elemen-elemen dari filosofi Yunani, khususnya Aristoteles dan Neoplatonisme, dengan pemikiran Islam. Inti dari metafisika Ibn Sina adalah konsepnya tentang wujud (eksistensi) dan esensi. Dia membedakan antara wujud yang niscaya (Tuhan) dan wujud yang mungkin (segala sesuatu selain Tuhan). Menurut Ibn Sina, Tuhan adalah Wujud Niscaya yang keberadaan-Nya merupakan esensi-Nya sendiri, sedangkan semua wujud lainnya memiliki esensi yang terpisah dari eksistensinya.
Pemikiran metafisika Ibn Sina juga mencakup teori tentang jiwa dan intelek. Ibn Sina memandang jiwa manusia sebagai substansi spiritual yang terpisah dari tubuh, namun terhubung dengannya selama hidup. Metafisika Ibn Sina memiliki pengaruh yang luas dan bertahan lama, tidak hanya dalam filosofi Islam tetapi juga dalam pemikiran Yahudi dan Kristen di abad pertengahan dan Renaissance.

***

Abu Ali Al-Husain bin Abdillah bin Sina (980-1037 M) lahir di Afshanah, sebuah kampung pinggiran kota Bukhara, kini Uzbekistan. Rumah masa kecil Ibn Sina merupakan salah satu pusat rihlah para ilmuwan dan di sana sering diselenggarakan majelis ilmu dalam berbagai disiplin. Atas keuntungan inilah Ibn Sina berguru dari banyak ilmuwan yang ahli dalam yurisprudensi Islam, tafsir Al-Qur’an, logika, fisika, matematika, kedokteran, metafisika, dan astronomi. Sebagaimana diakui dalam autobiografinya sendiri, pada usia delapan belas tahun, dia telah merampungkan seluruh studinya dalam sains Islam. Bahkan sejak saat itu tidak ada lagi pengetahuan baru di luar pengetahuan yang telah dia pelajari.