Penulis: Aulia Rahmat SM
Penyunting: Abdul Kholiq
Cetakan, 2023
vi + 124; 14,8 x 21 cm
E-ISBN:
Śrī Mahārāja Rake Hino Dyaḥ Siṇḍok Śrī Īśānawikrama Dharmottuṅgadewawijaya (juga dikenal sebagai Dyah Sindok, Mpu Sindok atau Sindok) adalah raja terakhir dari dinasti Sanjaya yang memerintah Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah, memerintah sekitar tahun 928 atau 929 Masehi. Sindok memindahkan pusat kekuasaan kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada tahun 929 M, kemungkinan akibat letusan Gunung Merapi dan/atau invasi Sriwijaya.
Ibu kota kerajaan yang baru adalah Watugaluh, di tepi Sungai Brantas, dekat Kabupaten Jombang sekarang. Sindok juga merupakan pendiri dinasti Ishana, sehingga kerajaan baru ini juga terkadang disebut sebagai “Ishana”. Sebuah prasasti yang saat ini ada di Museum India di Kolkata, menggambarkan keturunan Sindok hingga Airlangga, pada abad ke-11 Masehi.
Sindok memiliki dua istri, salah satunya, Sri Parameswari Dyah Kbi, kemungkinan adalah putri Dyah Wawa, raja Mataram sebelumnya di Jawa Tengah. Dengan demikian, Sindok berhasil menduduki tahta Mataram karena perkawinannya.
Pada masa pemerintahannya, Kakawin Ramayana dan Sanghyang Kamahayanikan ditulis. Sindok digantikan oleh putrinya, Sri Isantungawijaya.