0899-3177-090 relasibuku@gmail.com

Logika Ibn Sina
Penulis: Abu Ali Al-Husain bin Abdillah bin Sina
Penerjemah: Syihabul Furqon
Penyunting: Supriyadi
Cetakan 1: 2024
Halaman: xiv + 148
Ukuran: 14 x 20 cm

Ibn Sina memandang logika sebagai alat fundamental untuk memperoleh dan mengorganisir pengetahuan. Dia mengembangkan dan memperluas sistem logika Aristoteles dengan memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai aspek. Ibn Sina menekankan pentingnya definisi yang tepat sebagai dasar penalaran logis, mengembangkan teori silogisme dengan menambahkan bentuk-bentuk baru, dan memberikan perhatian khusus pada logika modal yang berkaitan dengan konsep kemungkinan dan keharusan. Dia juga membahas perbedaan antara penalaran induktif dan deduktif, serta keterbatasan masing-masing metode.
Pemikiran logika Ibn Sina tidak hanya terbatas pada aspek formal tetapi juga mencakup hubungan logika dengan bidang-bidang lain seperti metafisika dan ilmu pengetahuan alam. Ibn Sina menggunakan logika sebagai dasar untuk mengklasifikasikan berbagai cabang ilmu pengetahuan dan mendemonstrasikan aplikasi praktisnya dalam berbagai bidang. Pendekatan komprehensif Ibn Sina terhadap logika, yang menggabungkan ketelitian formal dengan aplikasi praktis dan hubungan interdisipliner, membuatnya menjadi salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah logika, dengan dampak yang bertahan lama baik dalam tradisi filosofis Islam maupun di Barat.

***

Abu Ali Al-Husain bin Abdillah bin Sina (980-1037 M) lahir di Afshanah, sebuah kampung pinggiran kota Bukhara, kini Uzbekistan. Rumah masa kecil Ibn Sina merupakan salah satu pusat rihlah para ilmuwan dan di sana sering diselenggarakan majelis ilmu dalam berbagai disiplin. Atas keuntungan inilah Ibn Sina berguru dari banyak ilmuwan yang ahli dalam yurisprudensi Islam, tafsir Al-Qur’an, logika, fisika, matematika, kedokteran, metafisika, dan astronomi. Sebagaimana diakui dalam autobiografinya sendiri, pada usia delapan belas tahun, dia telah merampungkan seluruh studinya dalam sains Islam. Bahkan sejak saat itu tidak ada lagi pengetahuan baru di luar pengetahuan yang telah dia pelajari.