Peradaban Mesopotamia
Penulis: Ahmad Affandi
Penyunting: Abdul Kholiq
Cetakan 1: 2025
Halaman: xii + 464
Ukuran: 14 x 20 cm
Peradaban Mesopotamia tumbuh di wilayah subur antara Sungai Efrat dan Tigris, yang dalam sejarah dikenal sebagai the cradle of civilization. Keunggulan geografis ini memungkinkan lahirnya kota-kota awal seperti Ur, Uruk, dan Babilon yang kemudian menjadi pusat kebudayaan, perdagangan, serta administrasi politik. Mesopotamia menghadirkan inovasi mendasar dalam sejarah manusia, termasuk penciptaan sistem tulisan paku (cuneiform), perkembangan hukum tertulis melalui Code of Hammurabi, serta kemajuan dalam astronomi dan matematika yang menjadi fondasi ilmu pengetahuan selanjutnya.
Lebih jauh, Mesopotamia juga menawarkan dialektika antara kekuasaan politik dan kosmologi religius. Raja tidak hanya berfungsi sebagai penguasa duniawi, tetapi juga sebagai perantara antara dewa-dewa dan manusia, menandai keterjalinan erat antara hukum, agama, dan pemerintahan. Politeisme mereka, dengan dewa-dewa seperti Enlil, Ishtar, dan Marduk, memperlihatkan cara masyarakat menafsirkan keteraturan kosmos dan ketidakpastian hidup. Dengan demikian, Mesopotamia dapat dipandang sebagai laboratorium awal peradaban manusia, di mana teknologi, hukum, dan religiusitas berpadu dalam membentuk struktur sosial yang kompleks dan berpengaruh hingga peradaban-peradaban berikutnya.